Pareanom Community

Radio Amatiran Kerja Profesional

149.940 MHz Pareanom

PAREANOM Community Yogyakarta adalah paguyuban sosial yang bergerak pada bantuan Komunikasi & Rescue yang bekerja pada frequency: 149.940 Mhz dup+ 3.24 tone: 88.5

Bantuan Merapi

Pareanom Community 149.940 MHz. Menerima dan telah menyalurkan bantuan kepada sodara kita pengungsi merapi, untuk informasi bantuan silahkan hubungi posko induk pareanom atau melalui email : info@pareanom.co.cc Telp/SMS : 085878861374, 085292890009

Kentongan Jadi Alat Komunikasi Penting di Kali Code

Tak hanya handy talky (HT), alat komunikasi tradisional seperti kentongan rupanya menjadi alat komunikasi yang penting khususnya bagi warga yang tinggal di bantaran Kali Code. Kentongan diperlukan untuk jadi penanda meningkatnya debit lahar dingin yang melintasi kota Gudeg, Yogyakarta.

Alat komunikasi yang biasanya digunakan warga ketika sedang ronda atau jaga malam itu kini menjadi alat yang penting selain pengeras suara dari masjid-masjid yang berada di bantaran sungai tersebut.

"Kami telah menyiapkan beberapa kentongan yang menjadi tanda kalau terjadi bahaya. Di mana warga harus menyingkir bila terjadi apa-apa," tukas Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti kepada wartawan di Media Center Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana, Jl Kenari, Yogyakarta.

Haryadi mengatakan terdapat dua dampak erupsi Gunung Merapi yang dialami warga kota Yogyakarta. Pertama, masuknya para pengungsi asal Sleman dan masuknya lahar dingin melalui Kali Code. Kali Code melintasi 8 kecamatan, 14 kelurahan dan 66 RW. Penduduk yang tinggal di bantaran sungai itu berjumlah 13 ribu orang.

Ia menuturkan, akibat lahar dingin yang masuk ke Kali Code, dasar sungai naik hingga lebih dari 1 meter. Hal itu membuat warga di sekitar bantaran Kali Code was-was.

"Ini yang kita antisipasi kalau terjadi hujan dalam intensitas besar dan lama yang berakibat melubernya air yang membawa pasir dan lumpur," ucapnya.

Lebih lanjut Haryadi menjelaskan, pihaknya telah menghimbau para ketua RW untuk menyiapkan warganya jika terjadi luapan lahar dingin. Pemkot Yogyakarta telah menggunakan titik pantau yang terhubung dengan sistem komunikasi baik melalui radio maupun HT yang terhubung dengan pos-pos tertentu.

"Dengan komunikasi tersebut, keadaan lahar dingin bisa terpantau secara real time dalam waktu 24 jam," sebut Haryadi.


Sebelumnya Haryadi menceritakan bahwa para warga Kali Code telah bergotong royong untuk membersihkan kali termasuk mengeruk pasir-pasir yang terbawa lahar dingin Gunung Merapi.

"Banyak sampahnya. Bahkan ada sapi mati yang hangus terbawa arus dari kawasan atas, Merapi. Situasi saat ini memang tidak menentu yang membuat kita semua harus waspada," tutup Haryadi.
Sumber : detik.com

Kali Code Mempersatukan Semua

Kompas, Senin, 22 November 2010 | 05:05 WIB
Petugas Pareanom berkomunikasi dengan anggota di sepanjang aliran Kali Code. Komunitas ini merupakan bentuk swadaya masyarakat untuk memantau Code dan memberikan peringatan dini kepada warga jika terjadi banjir lahar.
Keterpanggilan mungkin terdengar sebagai alasan klise. Namun, hanya itulah yang membuat Slamet Riyadi bergabung dengan Pakualaman Rescue and Communication dua tahun lalu. Pria 23 tahun itu masih setia menemani perjalanan Kali Code.
Tiga pekan terakhir, dia bahkan tidak pulang ke Wates, Kulon Progo, demi menunggui kalau-kalau banjir lahar Merapi menyerang Kota Yogyakarta. Handie-talkie (HT) menjadi alat yang tidak pernah jauh dari jangkauannya. Dengan alat itu, komunitas ini berbagi informasi.
Jauh di Wates, Kulon Progo, anak Slamet yang berumur 3 tahun selalu menunggu. Namun, keinginannya untuk ikut menjaga kota dari banjir lahar lebih kuat memanggil. Slamet memilih menghabiskan malam-malam di posko induk di bawah Jembatan Juminahan, Yogyakarta.
”Setiap hari, sekitar jam 5 sore, saya sampai di bawah jembatan ini. Semalaman habis di pinggir Kali Code. Sekitar jam 4 dini hari, saya bersiap pergi ke tempat kerja,” ucap buruh panggul di sebuah toko bangunan di Jalan Veteran itu.
Pemantauan Kali Code di bawah Jembatan Juminahan akhir-akhir ini memang selalu ramai. Selain di situ, jembatan di sepanjang Kali Code—mulai dari Rejodani hingga Sorosutan—juga dijaga anggota Pakualaman Rescue and Communication (Pareanom).
Selain buruh, ada juga pegawai negeri, polisi, satpam, dan berbagai profesi lain. Kalau sudah berkumpul di Pareanom, tidak ada yang membahas profesi. Mereka semua merasa satu.

Dari Pakualaman
Berdiri pada 2008, Pareanom adalah komunitas radio HT di Kota Yogyakarta yang bergerak di bidang komunikasi dan penyelamatan. Komunitas ini berawal dari satuan pelaksana bencana Pakualaman yang kemudian mempunyai tugas meluas.
Sebuah radio induk dipasang di posko induk bawah Jembatan Juminahan. Sedangkan ratusan HT dipegang tiap anggota. Semua HT dibeli dari kantong pribadi pemiliknya. Slamet, misalnya, harus berhemat sebulan untuk bisa membeli HT seharga Rp 800.000.
Dengan alat itu, anggota Pareanom—yang kini berjumlah sekitar 200 orang—berbagi informasi setiap hari lewat frekuensi HT 149.940 MHz.
Komunitas ini didukung pemilik stasiun radio Retjo Buntung yang memperbolehkan Pareanom memasang antena repeater di pemancar radio setinggi sekitar 100 meter. Saat ini, antena repeater Pareanom merupakan antena radio tertinggi di Kota Yogyakarta, dengan jangkauan Klaten, Magelang, dan Solo, Jawa Tengah.
Dalam komunikasi di radio, setiap orang punya nama udara masing-masing. Slamet, misalnya, dikenal dengan nama udara Memet. Suryo Edi yang juga pengusaha daging sapi dikenal dengan nama udara Doli Tobing yang artinya dolan lali omah, mergo tolol dan bingung (main sampai lupa rumah karena tolol dan bingung). Ada juga nama udara Kusuma yang dimiliki penjual bensin eceran Kusdiono.
Di luar ancaman banjir lahar, komunitas ini juga mengomunikasikan aneka kejadian seperti kebakaran hingga pencopetan.
Sebagian informasi diikuti dengan tindak nyata. ”Saya pernah ikut mencari wisatawan yang hilang di pantai selatan. Seminggu penuh menyusuri Pantai Parangtritis, Depok, dan Glagah untuk mencari tujuh orang hilang,” ucap Dipo Nusantoro alias Nunus (28) atau dikenal dengan nama udara Anwar.
 

Menunggu bayi lahir
Kewaspadaan di sepanjang aliran Kali Code juga meningkat seiring dengan aktivitas Merapi yang memasuki fase erupsi sejak akhir Oktober lalu. ”Kali Code ini kan hulunya di Merapi sehingga aliran lahar dingin pasti sampai sini. Jadi rasanya sekarang ini kami seperti menunggu bayi mau lahir,” ujar Sarjono, warga Purwokinanti, Pakualaman, Yogyakarta.
Pria yang tinggal di radius 200 meter dari bibir Kali Code ini masih ingat peristiwa akhir tahun 1980-an. Ketika itu, aliran lahar dingin dari Gunung Merapi membuat Kali Code meluap. Air yang bercampur dengan tanah dan pasir masuk ke rumah penduduk dan bahkan merusak Jembatan Sayidan.
Pada kondisi normal, lanjutnya, Kali Code memang kelihatan kecil. ”Tapi kalau meluap, mengerikan,” tambahnya.
Kini, sedikitnya 100 juta meter kubik material vulkanik dihasilkan dari erupsi Merapi. Material ini yang dikhawatirkan akan larut di sungai, terbawa hingga ke Yogyakarta, dan akhirnya meluber ke rumah-rumah warga di bantaran sungai.
Dari hulunya, banjir lahar membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Jembatan Juminahan. Terutama bila hujan turun, anggota Pareanom intens berbagi informasi mengenai ketinggian air, material yang terbawa, serta situasi di jembatan sepanjang Kali Code. Kalau dihitung, ada lebih dari 10 jembatan di Code. Dengan adanya pemantauan berantai seperti ini, banjir lahar dingin itu bisa segera terdeteksi.
Pemantauan Kali Code ini tidak pernah berhenti dilakukan lantaran ancaman banjir lahar tidak mengenal batasan waktu. Bisa saja erupsi Merapi selesai, tetapi banjir lahar terjadi pada hari-hari setelahnya karena banjir lahar didahului dengan hujan di hulu sungai.
”Bila ada ancaman, kami langsung memperingatkan orang yang bermain-main di sepanjang badan sungai untuk segera naik dan menjauhi sungai. Peringatan ini bukan hal gampang. Sering warga menolak bila kami minta baik-baik. Terpaksalah kami merayu-rayu agar mereka tidak berada di dalam sungai,” kata Slamet alias Memet.
Eko Warjito, warga Purwokinanti, juga rajin memantau kondisi Kali Code. ”Setiap malam pasti ke sini. Tapi kalau aliran lahar dingin sudah terlihat sejak siang, ya siang pun kami ke sini (posko induk),” ujar pegawai negeri sipil yang menggunakan nama udara Paijo itu.
Sepanjang malam berada di Posko Induk Pareanom, Eko bersama teman-temannya menjagai Code sembari ngobrol. Untuk menghangatkan badan, mereka punya dapur darurat untuk membuat teh atau kopi panas. Jika kantuk menyerang, mereka bisa tidur sejenak di atas tikar.
Semua kegiatan dalam Pareanom merupakan aktivitas sukarela. Tidak jarang anggotanya merogoh kocek sendiri. Hanya dua pekan terakhir sumbangan logistik tak ada habis-habisnya mengalir ke bawah jembatan itu. Gula, teh, kopi, mi instan, dan kadang-kadang nasi bungkus dikirimkan simpatisan untuk pemantau Kali Code itu.
Karena keterpanggilan tersebut, semua pekerjaan dijalani dengan gembira. Modal sosial yang luar biasa ini hidup dalam masyarakat Yogyakarta yang saat ini tengah dirundung duka.
(ARA/IRE/ART)
Sumber : Kompas.com

KRONOLOGI LETUSAN GUNUNG MERAPI TANGGAL 30 OKTOBER 2010

  1. Tanggal 29 Oktober 2010 pukul 19:23, 20:20, 21:40 WIB terjadi awanpanas kecil-sedang arah ke K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
  2. Tanggal 30 Oktober 2010 pukul 00:16 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 7 menit ke arah K. Lamat, K. Senowo, K. Krasak.
  3. Pukul 00:35 WIB terjadi awanpanas besar dengan durasi 22 menit ke arah K. Gendol, K. Kuning, K. Krasak, K. Boyong.
  4. Pada pukul 00:50 WIB terjadi ledakan di puncak. Bola api / letusan vertikal mencapai radius 2 km tampak dari Pos Selo, Jrakah, Ngepos, dan Kaliurang. Ketinggian asap mencapai 3,5 km. Getaran letusan dapat dirasakan oleh penduduk yang beradius 12 km (Desa Srumbung/Barat Daya G. Merapi).
  5. Hujan pasir mencapai radius 10 km (Desa Hargobinangun), sedangkan hujan abu dilaporkan terjadi di Desa Krasak Kabupaten Bantul.
Sumber : BPPTK Prov. DIY

Profil Mbah Maridjan


Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Suraksohargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.

Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Juru kunci pada saat itu adalah ayah Mbah Marijan. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982, setelah ayahnya wafat.

Sejak kejadian Gunung Merapi mau meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Maridjan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.

Keluarga
Istri Mbah Maridjan bernama Ponirah.
Mbah Maridjan mempunyai beberapa anak
  1.     Mbah Ajungan
  2.     Raden Ayu Surjuna
  3.     Raden Ayu Murjana
  4.     Raden Mas Kumambang
Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987.

Meninggal
Pada tanggal 26 Oktober 2010, terjadi letusan gunung merapi yang disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah marijan bermukim. Mbah Maridjan Ditemukan Meninggal Dunia dalam Posisi Sujud di Dapur rumahnya. 

Gempa dan Tsunami di-Mentawai 7,2 SR


Pasca gempa yang menerjang Mentawai, Sumatera Barat dilaporkan 23 orang meninggal. Data terakhir Selasa (26/10) pada pukul 15.30 WIB yang diterima Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, 20 orang meninggal di Kecamatan Pagai Selatan, dua orang meninggal di Kecamatan Pagai Utara, dan satu orang meninggal di Pulau Sikakap.

Sementara orang hilang terdata 167 orang ditambah delapan orang turis Australia yang berada di Kecamatan Pagai Selatan.''Pagai Selatan terdampak paling parah karena sempat terjadi tsunami dengan ketinggian air tiga meter yang menyapu hingga 400 meter dari bibir laut ke daratan,'' tutur Kepala Bidang Informasi BNPB, Nelis Zuliasri kepada Pareanom News, Selasa (26/10).

Akibat tsunami, wilayah Pagau Selatan sempat tergenang air laut. Dan dilaporkan baru surut  pada Selasa (26/10) sekitar pukul 03.00 WIB. Sebagian permukiman di tiga kecamatan meliputi Pagau Selatan, Pagau Utara dan Sikakap roboh.

Pengungsi dilaporkan sekita 845 kepala keluarga yang berasal dari Sikakap, Pagau Utara, sebagian Pagau Selatan dan sipora Selatan. ''Saat ini pengungsi masih bertahan di pegunungan tidak jauh dari rumah mereka,'' tutur Nelis.

Memperbaiki Program Eror Suicom SH-135


Suicom SH-135, Program Error (NO PRO) jadi UHF, tidak perlu pusing, tidak perlu KJomputer untuk memperbaikinya. Ikuti langkah-langkah di bawah ini apabila perangkat suicom anda mengalami eror :
  1. SELF mode (Moni + Menu + ON)
  2. Jangan tekan "Enter"
  3. Tulis Password : 5858 (Ketika mengetik pasword, angka tidak akan muncul pada display)
  4. Akan muncul : 400.040 (3 digit depan berati batas bawah Freqwency, 3 digit belakang berarti batas atas freqwency)
  5. kemudian ketik : 136177
  6. ENTER
  7. Matikan Perangkan anda, kemudian hidupkan kembali.
Kini perangkat anda sudah normal dan dapat dipergunakan kembali. Apabila SOBAT PAREANOM membutuhkan software cloning SUICOM, silahkan download disini
SEMOGA BERMANFAAT, SALAM PAREANOM....

Status Gunung Merapi Dinaikkan Menjadi Awas

 
Sleman - Masyarakat di sekitar kawasan Gunung Merapi diminta bersiap dievakuasi. Status gunung Merapi kini telah dinaikkan menjadi 'awas' dari sebelumnya 'siaga'.

"Pemerintah Kabupaten Sleman telah mendapat surat pemberitahuan peningkatan status dari siaga ke awas," kata Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu kepada PAREANOM NEWS, Senin (25/10/2010).

Pemberitahuan itu disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta lewat surat bernomor 2044/45/BGL.V/2010, tanggal 25 Oktober 2010 mulai pukul 06.00 WIB.

Pemerintah Kabupaten Sleman meminta agar masyarakat tidak panik dan siap untuk dievakuasi. Dia berharap agar masyarakat berdoa agar aktivitas Merapi membawa berkah.

"Sedang berjalan untuk melakukan evakuasi sudah koordinasi untuk mempersiapkan," tambahnya.

Merapi semakin meningkat aktivitasnya sejak pekan lalu. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menegaskan arah luncuran lava pijar bakal lebih dominan menuju ke arah selatan Merapi. Pihaknya meminta warga di Kabupaten Sleman dan Klaten untuk meningkatkan kewaspadaannya.

Meski demikian, pihaknya juga belum bisa memastikan waktu munculnya lava kepermukaan. Sedang gejala-gejala adanya tekanan magma dari perut bumi ke atas sudah muncul.

Status Gunung Merapi Siaga


Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta, Kamis sekitar pukul 18.00 WIB meningkatkan status Gunung Merapi di Kabupaten Sleman dari waspada menjadi siaga.
Kepala BPPTK Yogyakarta, Subandrio di Yogyakarta, Kamis mengatakan, peningkatan status Gunung Merapi tersebut karena aktivitas yang semakin meningkat pada beberapa hari terakhir ini khususnya kegempaan dan guguran lava yang semakin meningkat.
"Erupsi Gunung Merapi kali ini cenderung ke tiga jalur yakni ke selatan, barat daya atau ke utara, meski demikian saat ini arah erupsi belum bisa ditentukan secara pasti," katanya.
Menurut dia, selain itu untuk jarak luncuran erupsi Gunung Merapi ini juga belum bisa ditentukan karena belum terbentuk kubah lava.
"Jika nanti sudah ada kubah lava akan bisa ditentukan berapa kira-kira jarak luncur erupsi Gunung Merapi ini," katanya.
Ia mengatakan, pada erupsi 2006 jarak luncur mencapai sejauh tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi.
"Tetapi untuk setiap peningkatan aktivitas Gunung Merapi tidak menutup kemungkinan erupsi yang terjadi mencapai jarak luncur hingga 15 kilometer dari puncak," katanya.
Subandrio mengingatkan, dengan aktivitas Gunung Merapi yang terus meningkat signifikan ini maka aktivitas pendakian ke puncak juga harus ditutup.
"Saat ini aktivitas Gunung Merapi terus meningkat maka demi alasan keselamatan sebaiknya jalur pendakian ditutup saja, untuk apa mendaki kalau tidak ada kepentingan yang berarti," katanya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) di Kaliurang, Triono, mengatakan aktivitas guguran material lava mulai sering terdengar.
"Hari ini saja sudah dua kali guguran yang bisa didengar dari pos pengamatan. Suara guguran material lava sudah bisa kita dengar langsung," katanya.
Ia mengatakan, dari data pengamatan 20 Oktober telah terjadi gempa vulkanik dalam (A) sebanyak 11 kali, gempa vulkanik dangkal (B) 28 kali, gempa "multiphase" (MP) 479 kali dan guguran material lava sebanyak 85 kali.
"Sedangkan untuk hari ini dari 00.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB tercatat gempa vulkanik dalam (A) sebanyak 1 kali, vulkanik dangkal (B) 69 kali, MP 69 kali dan guguran material lava sebanyak 32 kali," katanya. (Sumber : Antara)

MEMPROGRAM RADIO KOMUNIKASI ICOM V 68

MEMPROGRAM MEMORI
  1. Tentukan angka memori dengan menekan * atau # kemudian tentukan frequensi
  2. Tekan tombol Func+8, lalu tekan * atau # rubahlah Tc on menjadi Tc off dengan menggunakan rotary
  3. Tekan Func + *, tahan sampai terdengar bunyi 3 x untuk mengunci memori
SETTING DUPLEX / RPU
  1. Tentukan memori yang akan di program kemudian tentukan freq receive
  2. Tekan Func + 8 rubah Tc on menjadi Tc off dengan menggunakan rotary
  3. Tekan * atau # untuk mencari selisih kemudian tekan Ptt
  4. Tekan Func + 4 untuk menentukan duplex - atau +
  5. Masukan freq dengan menekan Func + * , tahan sampai terdengar bunyi 3 x untuk mengunci memori
MERUBAH DISPLAY MENJADI TULISAN CH ATAU SEBALIKNYA
  1. Matikan pesawat
  2. Tekan dan tahan Func + A kemudian hidupkan pesawat
  3. Tekan tombol 1,2,3,4 secara berurutan
MERUBAH NAIK TURUN FREQ / TUNING STEP
  1. Tekan Func + 5, lalu putar rotary, untuk menentukan step yang di kehendaki
DTMF MEMORI
  1. Tekan Func + D, kemudian putar rotary untuk menentukan nomor memori DTMF
  2. Tekan Keypad untuk menulis kode DTMF
  3. Tekan Func + * sampai terdengar bunyi 3 x untuk mengunci kode DTMF kedalam memori
MEMBUKA SQL
  1. Tekan Func + 0. tekan # sehingga F0 menjadi F5
  2. Putar rotary kekiri 1 x kemudian tekan PTT
MENUTUP SQL
  1. Tekan Func +0, tekan # sehingga F0 menjadi F5
  2. Putar rotary ke kanan 1 x kemudian tekan PTT
MONITOR FUNCTION
  1. Tekan Func + 0 , lalu tekan # sehingga F0 menjadi F1
  2. Putar rotary ke kanan kemudian tekan PTT
  3. Tekan Func 2x dan tahan untuk mengaktifkan monitor
  4. Untuk mengembalikan sama langkah – langkah nya hanya putar rotary ke kiri

Pemkot - Pareanom Jalin Kerja Sama

 
JOGJA | BERNAS | 19 Oktober 2010 -- Kepaercayaan  Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terhadap Pareanom Jogja Community terus meningkat. Sebagai relawan penanggulangan bencana, Pareanom kini bekerja sama dengan Pemkot Jogja untuk membantu kelancaran pelaksanaan event-event besar di Kota Jogja. Salah satunya, Sabtu (16/10), Pareanom dilibatkan dalam penanganan event Jogja Java Carnival (JCC).
Aki Lukman Nur Hakim ST. MT. selaku Koordinator Pareanom Jogja Community kepada Bernas Jogja, Senin (18/10) kemarin, menjelaskan kiprah Pareanom untuk membantu kelancaran pelaksanaan event besar bukan hanya kali ini. Sebenarnya Pareanom juga dilibatkan sebagai Bantuan Komunikasi (Bankom) dalam kegiatan Muktamar Muhammadiyah di Jogja.
Dalam event HUT Kota Jogja dan Jogja Java Carnival tahun ini Pareanom meminjamkan frekuensinya di 149.940 MHz. kepada panitia. Upaya ini dilakukan untuk membantu kelancaran komunikasi panitia.
Sekalipun frekwensi dipinjamkan Pareanom menempatkan puluhan anggotanya di sepanjang rute yang dilalui peserta Jogja Java Carnival. Selain itu Pareanom juga menempatkan anggota-nya di titik-titik pentas budaya yang digelar oleh masing-masing kecamatan.
"Seluruh anggota kami disebar. Kami berupaya memantau kelancaran di setiap titik perayaan. Karena frekuensi Pareanom telah dipinjamkan kepada panitia HUT Kota Jogja dan JCC, maka untuk Bankom pada event ini kami mendapat pinjaman Frekuensi 161.700 MHZ dari Aang Sky." ujarnya.
Dikatakan Aki, pasca event ini Pareanom akan kembali ke misinya, yaitu membantu penanggulangan bencana di Jogja. (skd)

Pareanom Muktamar Muhammadiyah 1 Abad

Pareanom Jogja Java Carnival 2010


Pareanom Community ditunjuk secara resmi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai Communication Official pada acara "Jogja Java Carnival 2010". Jalur Freq. Pareanom digunakan secara resmi oleh Wakil Walikota Yogyakarta (Alun-alun Utara Yogyakarta) untuk melepas perserta karnaval yang dimulai dari Taman Parkir Abu Bakar Ali, melewati malioboro.
Pareanom sebagai Official Resmi menggunakan 4 Repeter cadangan disamping Repeter 149.940 MHz. sebagai antisipasi komunikasi.